|
---|
Thursday, July 15, 2010
Johannesburg - Gelaran akbar Piala Dunia 2010 sudah berakhir. Pemain terbaik, tim terbaik dan pencetak gol terbanyak sudah dipilih FIFA. Tetapi masih banyak lagi yang ter- di Afrika Selatan...
Mengenakan setelan rapi dan brewok berwarna abu-abu, Maradona selalu terlihat berapi-api di pinggir lapangan. Sangat semangatnya, sang legenda Tangan Tuhan itu terlihat seperti ingin ikut masuk ke lapangan saat Lionel Messi Cs beraksi. Sementara saat Albiceleste tidak bertanding, sang pelatih mengumbar komentar-komentar tajam.
Tayangan ulang menunjukkan bola memantul sekitar satu meter di belakang garis gawang, namun wasit tidak mengesahkan gol yang bisa saja membawa kebangkitan bagi Inggris itu. Three Lions pun akhirnya dibantai Jerman 1-4.
Perpaduan kedua pemain muda ini mengantar Jerman merebut tempat ketiga di Afrika Selatan. Bahkan, Muller merebut trofi Sepatu Emas setelah menyarangkan lima gol di Piala Dunia perdananya. Absennya Muller juga dianggap sebagai salah satu biang kekalahan Jerman dari Spanyol di semifinal.
Model pakaian dalam dan pendukung Paraguay ini berjanji akan berlari tanpa busana dengan tubuh dicat sewarna bendera Paraguay, jika Roque Santa Cruz dkk lolos ke semifinal. Namun meski tim kesayangannya gugur di perempatfinal, Riquelme tetap saja berlari telanjang sebagai ‘hadiah’ bagi timnasnya. Wow!
Gurita berumur dua tahun ini mulai tenar saat berhasil menebak kekalahan Jerman dari Serbia di fase grup. Setelah itu, ia sempat akan digoreng ketika ramalanya akan kekalahan Jerman di semifinal terbukti. Hingga turnamen usai, Paul menebak delapan laga dengan rekor 100 persen. Termasuk kemenangan Spanyol atas Belanda di final.
Alat musik yang sudah dianggap sebagai bagian dari tradisi rakyat Afrika Selatan itu, meski baru muncul tahun 1970an, mengeluarkan suara seperti ribuan lebah yang mengambang di samping telinga Anda, tanpa nada dan tanpa akhir.
Suaranya menutup sorak sorai suporter, dan bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab tidak atraktifnya penampilan tim peserta kali ini, karena sesama pemain tidak dapat berkomunikasi dengan jelas akibat tertutup bunyi alat musik tiup semacam terompet itu.
- Pelatih terkontroversial: Diego Maradona
Mengenakan setelan rapi dan brewok berwarna abu-abu, Maradona selalu terlihat berapi-api di pinggir lapangan. Sangat semangatnya, sang legenda Tangan Tuhan itu terlihat seperti ingin ikut masuk ke lapangan saat Lionel Messi Cs beraksi. Sementara saat Albiceleste tidak bertanding, sang pelatih mengumbar komentar-komentar tajam.
- Keputusan terburuk: Tidak disahkannya gol Frank Lampard
Tayangan ulang menunjukkan bola memantul sekitar satu meter di belakang garis gawang, namun wasit tidak mengesahkan gol yang bisa saja membawa kebangkitan bagi Inggris itu. Three Lions pun akhirnya dibantai Jerman 1-4.
- Debutan terbaik: Mesut Ozil dan Thomas Muller
Perpaduan kedua pemain muda ini mengantar Jerman merebut tempat ketiga di Afrika Selatan. Bahkan, Muller merebut trofi Sepatu Emas setelah menyarangkan lima gol di Piala Dunia perdananya. Absennya Muller juga dianggap sebagai salah satu biang kekalahan Jerman dari Spanyol di semifinal.
- Suporter ter-WOW!: Larissa Riguelme
Model pakaian dalam dan pendukung Paraguay ini berjanji akan berlari tanpa busana dengan tubuh dicat sewarna bendera Paraguay, jika Roque Santa Cruz dkk lolos ke semifinal. Namun meski tim kesayangannya gugur di perempatfinal, Riquelme tetap saja berlari telanjang sebagai ‘hadiah’ bagi timnasnya. Wow!
- Peramal terjitu: Paul Sang Gurita
Gurita berumur dua tahun ini mulai tenar saat berhasil menebak kekalahan Jerman dari Serbia di fase grup. Setelah itu, ia sempat akan digoreng ketika ramalanya akan kekalahan Jerman di semifinal terbukti. Hingga turnamen usai, Paul menebak delapan laga dengan rekor 100 persen. Termasuk kemenangan Spanyol atas Belanda di final.
- Gangguan terparah: Vuvuzela
Alat musik yang sudah dianggap sebagai bagian dari tradisi rakyat Afrika Selatan itu, meski baru muncul tahun 1970an, mengeluarkan suara seperti ribuan lebah yang mengambang di samping telinga Anda, tanpa nada dan tanpa akhir.
Suaranya menutup sorak sorai suporter, dan bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab tidak atraktifnya penampilan tim peserta kali ini, karena sesama pemain tidak dapat berkomunikasi dengan jelas akibat tertutup bunyi alat musik tiup semacam terompet itu.
0 Comments:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)